Home » , » Madu Khas Babel di Desa Namang Bangka Tengah Serta Potensi Daerah Lainnya

Madu Khas Babel di Desa Namang Bangka Tengah Serta Potensi Daerah Lainnya

Posted by Bangka Belitung Negeri Serumpun Sebalai on Sunday, 3 June 2012

Zaman Sriwijaya, desa ini merupakan tempat persinggahan orang dari Permis, Sungai Selan, Toboali yang hendak ke Pangkal Pinang (yang sekarang kami sebut dengan Simpang Tiga Namang, disitu terdapat pohon kayu besar yang bernama kayu Namang/kayu Ramin dan di bawah kayu tersebut tinggal seorang pemuda yang sangat baik). Setiap yang berhenti disitu selalu disuguhi air minum oleh pemuda tersebut untuk melepas dahaga dengan mengatakan Na-Mang(Na adalah kata-kata yang digunakan masyarakat Bangka untuk memberi, Mang adalah panggilan untuk orang yang lebih tua. Dasar Perda no 32/2006, Jumlah Penduduk 2.302 jiwa/April 2010, Luas Wilayah:37,68 km2 , potensi:perikanan air tawar,holtikultura, perdagangan, perkebunan sawit,karet,lada,pertanian,pertambangan timah.


tugu namang
Di wilayah Kecamatan Namang tepatnya di Desa namang akan dikembangkan kawasan hutan lindung kalong seluas 52,4 Ha yang bersertifikat menjadi 152,4 Ha. Hutan lindung kalong tersebut bisa berfungsi sebagai kawasan wisata hutan. Selain itu, juga akan menjadi paru-paru udara bagi Kabupaten Bangka Tengah. Hutan yang terdiri atas beragam spesies pohon seperti gelam, leting, pelawan, dan rempodong - sumber nektar bagi lebah.


Pembudidayaan jamur pelawan yang tumbuh subur dapat menjadi salah satu potensi kekayaan alam dan wisata hutan di Desa Namang sehingga serbuk bunga jamur pelawan yang diserap oleh lebah dapat menghasilkan madu pahit yang menjadi madu khas Bangka Tengah. Lebah hanya terbang dari sarang mencari nektar, polen, propolis, dan air. Itulah sebabnya, madu pelawan sangat istimewa dibanding madu-madu jenis lain.

Bunga ke-3 pohon tersebut sumber nektar bagi lebah hutan. Rasa madu pelawan sangat khas, agak pahit. Namun, setelah madu ditelan, rasa pahit itu hilang. Rasa pahit itu karena kandungan alkaloid yang merupakan bahan obat antara lain berkhasiat sebagai antiinfeksi sehingga manjur menjaga kekebalan tubuh dan mengatasi beragam penyakit. Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berupa madu pelawan telah dikembangkan pula oleh kelompok usaha produktif di kawasan hutan lindung ini.


panen madu pelawan
Musim panen untuk madu pelawan di kawasan hutan kalong kemungkinan besar ada musimnya pada bulan September, Oktober, November sampai Desember saat pergantian musim, tepatnya awal bulan September karena jamur pelawan akan sangat banyak tumbuh di kawasan hutan kalong.

Pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi lahan pertanian juga dikembangkan di daerah ini dengan cara pengembalian tanah permukaan dan pembenaman bahan organik. Setelah 1 - 2 tahun lahan siap ditanami tanaman pionir seperti sengon dan akasia. Lahan bekas tambang timah dapat pula dimanfaatkan untuk budidaya padi.

sawah namang
Saat ini sudah dicetak sawah baru seluas 86 hektar di Desa Namang dan Desa Belilik Kecamatan Namang yang pencetakannya menggunakan dana pemerintah pusat dan daerah dengan menghasilkan beras 4-5 ton/hektar dengan jenis padi Ciherang yang tahan terhadap hama wereng coklat dan tahan terhadap bakteri hama daun ( HDB ) strain 3 dan 4.

Selanjutnya akan ditambah lagi melalui dana Anggaran Biaya Tambahan (ABT) 2011 sekitar September untuk mencetak delapan hektar sawah baru di Desa Namang sehingga ditargetkan pada tahun 2014 kami akan tercetak sawah baru seluas 800 hektare.

Thanks for reading & sharing Bangka Belitung Negeri Serumpun Sebalai

Previous
« Prev Post

0 komentar:

Post a Comment

Provinsi Kep. Bangka Belitung