buah kemunting |
Kemunting, begitulah masyarakat sering menamakannya. Namun meski begitu, kemunting ini disetiap daerah berbeda pula panggilannya. Jika di Belinyu masyarakat menyebutnya kemonteng (dalam dialek setempat), maka di daerah Pangkalpinang menyebutnya keradudok (dalam dialek setempat). Lain lagi di daerah Muntok Bangka Barat, mereka memanggilnya dengan sebutan keramunting. Masih banyak lagi sebutan masyarakat terhadap buah yang satu ini. Jika di artikan dalam bahasa Indonesia mungkin jadi kemunting ya.
Buah ini tumbuh liar disekitar pulau Bangka dan Belitung. Umumnya tumbuh di daerah berpasir dengan besar pohonnya kira-kira sebesar jempol kaki orang dewasa. Walaupun sebenarnya ada juga pohonnya yang sampai sebesar kaki orang dewasa. Buah ini berwarna hijau ketika mentah dan akan berwarna ungu kehitam-hitaman ketika masak. Di sela-sela semak belukar akan Anda temukan buah kemunting ini. Buahnya kecil-kecil, kira-kira sebesar ibu jari remaja dengan rasa yang manis. Isi buah ini penuh dengan biji layaknya strowberry, namun tetap manis dan lezat untuk dimakan meskipun tumbuhan liar dari hutan. Buah ini pun bisa langsung dimakan langsung dengan kulitnya dan dibuang pada bagian kepalanya.
Tumbuhan ini tidak hanya terkenal di Kepulauan Bangka Belitung, namun juga di tanah-tanah melayu lainnya seperti di Minang tumbuhan ini disebut Karamuntiang. Dan ternyata tumbuhan ini juga terkenal di luar negeri juga seperti di Malaysia tumbuhan ini bernama Senduduk Air, di Vietnam, di Thailand, dan masih banyak lagi seperti di Kepulauan Hawaii dan lain-lain. Berbeda daerah berbeda pula nama yang disebutkan oleh orang-orang setempat.
Buah ini jika sedang musim berbuahnya maka akan sangat banyak sekali dijumpai di antara semak-semak belukar. Namun jika sedang tidak musim berbuah, maka pohonnya hanya satu dua yang berbuah. Sehingga agak sulit untuk mencarinya, bahkan tidak jarang buahnya menjadi kering karena tidak ada yang memetik atau memakannya. Burung-burung kecil juga sering memakan buah ini, namun tidak secermat manusia menyibak disela-sela dedaunannya. Saya masih ingat ketika masih kecil dahulu jika sedang musim berbuahnya, orang-orang dengan ramai memetik buah ini untuk dijual. Buah ini akan ditempatkan dalam sebuah bungkus yang berbentuk kerucut yang terbuat dari daun simpur. Dulu buah ini dijual dengan harga Rp. 500,- per bungkusnya. Namun sekarang sudah jarang dijumpai orang yang menjual buah ini.
Thanks for reading & sharing Bangka Belitung Negeri Serumpun Sebalai
0 komentar:
Post a Comment