adat nuju jerami (dukonbesar.com) |
Seperti meredupnya berbagai budaya dan tradisi lama oleh budaya modern, Tradisi Nuju Jerami sudah jarang sekali dapat kita jumpai di Bangka Belitung. Kalaupun ada itu hanyalah terdapat pada beberapa wilayah saja.
Tradisi Nuju Jerami merupakan salah satu bentuk rangkaian pesta adat yang bertepatan dengan panen padi. Budaya ini sebagai ungkapan wujud syukur dan permohonan kepada Tuhan sang pencipta alam semesta atas berlimpahnya panen padi yang didapat saat itu dan dimasa yang akan datang.
Kultur masyarakat Bangka Belitung yang dahulu juga bertanam padi, membuat tradisi ini berkembang pada masa-masa itu. Namun seiring perubahan zaman, pola pencaharian dan kebiasaan yang terinduksi budaya modern membuat kebiasaan bertanam padi pun ditinggalkan banyak masyarakat Bangka Belitung.
Saat ini Dusun Air Abik di Desa Gunung Muda, Belinyu merupakan satu-satunya tempat yang masih melakukan ritual adat Nuju Jerami di Bangka Belitung. Budaya itu tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Sebagian besar masyarakatnya pun tetap melanjutkan kebiasaan menanam padi untuk kebutuhan sehari-harinya.
Prosesi Adat Nuju Jerami Di Dusun Air Abik
Esensi utama ritual adat ini adalah menumbuk padi sebanyak tujuh kali, sehingga oleh masyarakat Bangka Belitung disebut dengan Nuju (Tujuh) dan Jerami sebagai sebutan untuk padi yang ditumbuk didalam lesung (tempat menumbuk padi yang terbuat dari kayu).
Peralatan yang disiapkan antara lain dua buah kotak yang berisi alu dan lesung, padi dan dibungkus kain berwarna kuning keemasan. Kemudian peralatan itu diarak sepanjang jalan dusun menuju tempat ritual.
Pada tempat yang telah ditetapkan, Ritual Nuju Jerami dimulai dengan mengeluarkan alu dan lesung dari dalam kotak lalu tetua adat membacakan mantra dan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Padi yang telah di taruh didalam lesung kemudian ditumbuk dengan menggunakan dua buah alu secara bergantian sebanyak tujuh kali.
Tumbukan pertama mengandung arti sebagai ucapan salam kepada segentar bumi (bumi sebagai lahan ladang) agar penguasa bumi jangan sampai marah kepada manusia.
Tumbukan kedua mengandung arti sebagai ucapan salam kepada segentar alam agar penguasa alam tidak menganggu acara ritual adat nuju jerami.
Lalu pada tumbukan ketiga dan seterusnya, warga Air Abik yang masih menganut kepercayaan atiesme itu bermaksud mengucapkan salam kepada segentar angin, embun dan mengungkapkan rasa terima kasih karena mereka telah membawa pulang hasil berladang.
Pada setiap tumbukan, suasana khidmat terasa dengan dipimpin langsung oleh tetua adat.
Ritual Nuju Jerami diakhiri dengan membagikan beras yang sudah ditumbuk kepada tujuh orang dengan tujuan agar warga mendapat berkah di tahun-tahun mendatang akan hasil padi mereka.
Yang menarik, suasana kekeluargaan dan silaturahmi begitu tampak karena seluruh masyarakat sekitar turut serta menyemarakkan acara ini. Mereka melepaskan seluruh pekerjaan lainnya dan berbaur bersama. Setelah itu suasana Dusun tampak seperti Lebaran, bertamu dan bersilaturrahmi pun dilakukan. Selain itu hampir setiap rumah menyediakan berbagai makanan dan jamuan untuk tamu yang berkunjung.
Tradisi Adat Nuju Jerami saat ini telah masuk sebagai salah satu agenda wisata budaya Bangka Belitung. Seperti budaya Bangka Belitung lainnya (Acara Adat Perang Ketupat di Tempilang, kawin massal, buang jong, dll) Ritual Nuju Jerami saat ini berkembang menjadi salah satu komoditas pariwisata Bangka Belitung.
Mudah-mudahan potensi budaya seperti ini dapat dilestarikan hingga ke masa-masa yang akan datang, sehingga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Bangka Belitung.
Thanks for reading & sharing Bangka Belitung Negeri Serumpun Sebalai
0 komentar:
Post a Comment