Pantai Penyusuk |
Begitu banyak pantai di Kota Belinyu ini, Tanjung Penyusuk merupakan salah satunya. Pantai ini terletak paling ujung utara Pulau Bangka atau lebih tepatnya Kota Belinyu, lebih kurang 6 km dari Pantai Romodong.
Pantai ini bisa dikatakan unik, karena dipantai ini banyak terdapat batu-batuan yang lebih besar lagi daripada pantai romodong.
Gelombang besar di Pantai Penyusuk |
Arus laut disebelah utara pantai ini terbilang cukup besar, gelombangnya pun tinggi karena berbatasan langsung dengan laut natuna. Sedangkan di pantai sebelah barat, arus lautnya lebih tenang dibandingkan dengan yang sebelah utara. Oleh sebab itu, mandi di kawasan utara pulau ini terbilang cukup berbahaya.
Selain itu, terdapat sebuah pulau didepannya yang disebut dengan "Pulau Lampu". Disebut "Pulau Lampu" karena di pulau ini terdapat mercusuar pemandu kapal pada malam hari yang akan pergi berlayar dengan menerangi pandangan mereka dengan lampu yang terang. Pantai ini dihiasi dengan bebatuan alam yang besar dan kecil yang menjadikannya indah, ditambah lagi dengan air lautnya yang berwarna biru dan jernih.
jembatan menuju pulau lampu |
Sebenarnya ada sebuah jembatan yang berfungsi sebagai penghubung antara Pantai Penyusuk dengan Pulau Lampu. Namun sudah beberapa kali dibangun, jembatan ini selalu saja tidak selesai. Mungkin ini adalah salah satu kurang tanggapnya pemerintah daerah terhadap pantai ini. Namun, kita tidak perlu bingung jika ingin melihat keadaan Pulau Lampu tersebut, kita bisa menyewa perahu-perahu nelayan setempat.
Pantai ini akan terlihat sangat sepi jika di hari-hari biasa, namun akan sangat ramai jika di hari libur apalagi di hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri. Sehingga terkadang ada yang memanfaatkan hal ini, seperti berjualan makanan dan minuman pantai ini. Biasanya juga kalau udah ramai pengunjungnya, akan ada yang katanya "petugas kontribusi pantai" yang akan memungut biaya masuk ke pantai ini. Tapi kurang jelas akan keberadaan orang-orang ini. Karena kontribusi yang dipungut mereka tidak pernah sampai ke tangan pengelola pantai. Lagi pula mereka hanya mengambil kontribusi pada hari-hari tertentu dan pada saat pantai sedang ramai dikunjungi. Sedangkan di hari-hari biasanya kita dengan bebas bisa keluar masuk pantai ini.
Begitulah keadaan pantai yang ada di daerah ini. Semoga Pemerintah Daerah setempat bisa lebih tanggap terhadap tempat-tempat wisata yang ada disekitar daerah ini. Karena itu merupakan aset daerah dan harus dikembangkan. Jika masih penasaran dengan keindahan dan keistimewaan pulau ini, kalian bisa langsung berkunjung kesana, bersama teman, pasangan atau keluarga. Sebagai tambahan, dari pantai ini juga Anda bisa melihat sunset yang tak kalah indahnya dari pantai romodong.
Fauzan Rishadi
13:42
New Google SEO
Bandung, IndonesiaPantai Penyusuk, Belinyu, Bangka
Posted by Bangka Belitung Negeri Serumpun Sebalai on Sunday 22 December 2013
Liburan ke Bangka jangan cuma mampir di pantai saja, cobalah datang ke Benteng Toboali. Inilah benteng gagah yang sudah ada sejak masa kolonial dulu.
Anda yang pernah ke Pulau Bangka, atau paling tidak tahu akan pulau penghasil lada itu, pasti mengira bahwa pantai adalah potensi wisata satu-satunya daerah itu. Jangan salah, selain diberkahi pantai-pantai elok, Pulau Bangka juga menyajikan alternatif wisata lain yang sayang bila dilewatkan.
Wisata sejarah misalnya, salah satunya adalah Benteng Toboali yang tepat paling ujung Kota Toboali, Ibukota Kabupaten Bangka Selatan. Lantas, apa istimewanya tempat ini sehingga harus dikunjungi.
Nah, tentu saja Benteng Toboali punya keistimewaan yang dimilkinya. Selain nilai historis yang sudah pasti ia miliki, dari benteng ini kita bisa melihat Kota Toboali dari dataran tinggi. Benteng Toboali memang terletak sedikit lebih tinggi dari banguan yang ada di seputarnya, termasuk rumah penduduk yang berjejer di hadapannya.
Selain itu, dari benteng ini pula kita bisa menyaksikan keindahan Pantai Nek Aji, salah satu pantai yang ada di wilayah Kota Toboali. Angin sepoi-sepoi yang bertiup dari selatan menambah susana menjadi lebih sejuk.
Menurut cerita, Benteng Toboali dibangun sekitar tahun 1825 oleh pemerintah kolonial Belanda kala itu. Sudah lama sekali bukan?
Belanda sengaja membangun benteng ini untuk melindungi pertambangan timah yang kala itu melimpah di Pulau Bangka, utamanya daerah Toboali, sekaligus menjadi tempat pengawasan Belanda akan kemungkinan musuh merebut daerah kekuasannya itu.
Apabila merujuk pada tahun benteng itu dibangun, Benteng Toboali bisa jadi menjadi salah satu benteng tua di negara ini. Apalagi bisa diperhatikan secara fisik, Benteng Toboali sebagain besar memang sudah hancur. Pemerintah daerah setempat sepertinya sengaja membiarkan kondisi benteng seperti adanya, supaya terkesan alami.
Namun, justru kondisi Benteng Toboali yang seperti itulah yang menurut saya menjadi salah satu daya tarik Benteng Toboali. Warnanya yang kecoklat-coklatan, dipadu dengan akar pohon yang merambah pada sebagian sisi pohon membuat eksosisme Benteng Toboali kian terasa.
Jadi, tunggu apalagi, segeralah bertandang ke Benteng Toboali. Apalagi untuk datang ke tempat ini aksesnya cukup mudah, sebab benteng ini berada di Kota Toboali, pusat kegiatan masyarakat Kabupaten Bangka Selatan.
Fauzan Rishadi
17:09
New Google SEO
Bandung, IndonesiaBenteng Toboali, Peninggalan Gagah di Selatan Bangka
Posted by Bangka Belitung Negeri Serumpun Sebalai on Saturday 7 December 2013
Pantai Tanjung Langka |
Wisata ke Tanjung Langka yang terletak di Kota Koba Kabupaten Bangka Tengah Prov.Bangka Belitung sangat mengasyikan bersama keluarga. Kita bisa mencari ikan dengan cara pukat tarik atau jaring yang ditebar (tebak). Apalagi menjelang malam kita bisa melihat sunset yang woooow..nggak kalah menarik dengan yang ada di pantai Kute Bali.
Ditempat ini pula sering diadakan lomba balap motor (grass track) dengan beberapa kategori balapan.
Lokasi menuju Pantai Tanjung Langka sangat mudah ditempuh. Anda bisa menuju pentai melewati komplek PT KOBATIN salah satu perusahaan penghasil timah terbesar di Pulau Bangka selain PT TIMAH.
Pada akhir pekan khususnya hari sabtu dan minggu banyka sekali pasangan muda-muda dan keluarga yang berkunjung ke tempat ini. Sekedar melepas lelah setelah beraktivitas ataupun untuk memadu kasih.
Fauzan Rishadi
10:46
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Selama ini dalam sejarah modern Indonesia hanya disebut Jakarta, Yogyakarta, dan Bukit Tinggi sebagai ibu kota Republik. Secara ”de facto”, Pangkal Pinang di Kepulauan Bangka Belitung pernah menjadi ibu kota Republik selama tujuh bulan.
Pangkal Pinang memang tidak pernah secara resmi ditunjuk menjadi ibu kota. Peran itu bersandingan dengan Bukittinggi, Sumatera Barat, yang menerima mandat langsung saat para pemimpin Republik di Yogyakarta ditangkap Belanda pada 19 Desember 1948. MR Sjafruddin Prawiranegara menerima mandat untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Ia menjadi Presiden Indonesia selama 207 hari.
Sementara Lambertus Nicodemus Palar mendirikan perwakilan RI di PBB. Misi diplomatik LN Palar berhasil membuat PBB menekan Belanda agar mau berunding dengan Indonesia. Namun, Belanda tidak mau berunding dengan PDRI. Belanda memilih dengan para pemimpin RI yang diasingkan ke Bangka sejak 22 Desember 1948 sampai Juli 1949.
Para pemimpin itu adalah Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sekretaris Negara AG Pringgodigdo, Ketua Komisi Nasional Indonesia Pusat (KNIP) MR Assaat, dan Kepala Staf AU Soerjadarma yang diasingkan di Pesanggrahan Menumbing. Mereka menghuni pesanggrahan di Bukit Menumbing, Bangka Barat, itu sejak 22 Desember 1948 sampai Juli 1949.
Pada saat bersamaan Presiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Agus Salim diasingkan di Wisma Ranggam yang terletak di Muntok, Bangka Barat, mulai 5 Februari 1949. ”Secara de facto, kala itu pemimpin utama Republik ada di Bangka,” ujar peminat sejarah di Pangkal Pinang, Akhmad Elvian.
Pada saat bersamaan Presiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Agus Salim diasingkan di Wisma Ranggam yang terletak di Muntok, Bangka Barat, mulai 5 Februari 1949. ”Secara de facto, kala itu pemimpin utama Republik ada di Bangka,” ujar peminat sejarah di Pangkal Pinang, Akhmad Elvian.
Lokasi perundingan sekarang menjadi Museum Timah Indonesia, walau sudah tidak lagi tersisa barang-barang saat perundingan digelar. ”Kami berusaha menjaga yang tersisa dengan merestorasi bangunan sesuai bentuk aslinya. Setidaknya, lokasi perundingan masih utuh dan bisa dikunjungi setiap saat,” ujar petugas bagian aset PT Timah Tbk Wirtsa Firdaus.
Perundingan-perundingan di rumah itu terutama membahas kerangka perjanjian Roem-Royen. Perjanjian pada 7 Mei 1949 itu diikuti Konferensi Meja Bundar di Den Haag, 2 November 1949. Dalam konferensi itu disepakati, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia 27 Desember 1949.
”Jika perundingan-perundingan di Pangkal Pinang tidak pernah digelar, sejarah Indonesia mungkin akan lain,” ujar Elvian.
Bukti lain status Pangkal Pinang sebagai ibu kota adalah prasasti di Taman Sari. Taman itu terletak di sisi utara Lapangan Merdeka. Tugu itu diresmikan Bung Hatta pada 17 Agustus 1949. Tugu itu berisi tulisan: Prasasti Surat Kuasa Kembalinya Republik Indonesia ke Yogyakarta. Diserahkan oleh Ir Soekarno kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Media Juni 1949.
Salinan naskah asli surat kuasa itu masih tersimpan di Wisma Menumbing. Dalam naskah asli, memang tidak tercantum tanggalnya. Hanya tertulis Juni 1949.
Pentingnya status Bangka, khususnya Pangkal Pinang, pada masa itu diakui oleh MR AG Pringgodigdo. Dalam Memoir Mohammad Hatta, Pringgodigdo menyatakan, pusat percaturan politik internasional kala itu ada di PBB dan Bangka.
”Sejarah-sejarah di luar Jawa sering dianggap sebagai kejadian-kejadian kecil dan tidak penting. Faktanya, keberlanjutan Indonesia sebagai negara ditentukan lewat perundingan-perundingan di Pangkal Pinang,” ujar Elvian. (Kris R Mada)
Fauzan Rishadi
21:53
New Google SEO
Bandung, Indonesia